Sabtu, 11 Oktober 2008

SHALATNYA ROSULULLOH SAW

PENGANTAR

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Syukur alhamdulillah kami haturkan ke hadirat Alloh SWT. Yang telah memebrikan rahmat, maunah serta hidayahnya. Sehingga kami dapat meneyelesaikan sebuah buku kutipan yang memuat hadis-hadis shaih yang berkaitan dengan shalatnya seorang hamba yang harus selalu kita sanjung dan kita cintai serta orang yang wajib kita ikuti, beliau adalah Rosululloh Muhammad SAW.

Shalawat beserta salam mudah-mudahan tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya ila yaumill akhir.

Mengingat shalat itu adalah merupakan perkara yang sanga penting dan sangat besar, yang pertama kali akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Alloh SWT. di hari qiyamat nanti.

Tidak ada orang yang dapat mengerjakan shalat dengan sempurna, keculai Rosululloh SAW. Oleh sebab itu, penyusun berusaha mencari tata cara dan do'a yang berasal dari hadis shahih yang beliau panjatkan dalam shalatnya dengan harapan kita dapat bercermin pada diri beliau sehingga kita dapat berusaha untuk menyempurakan shalat kita.

Buku ini hanya memuat hal pokok yang dapat kita kerjakan dalam setiap kesempatan mengerjakan shalat dan karena hal ini pula yang ternyakat kita semua sedikit sekali mengetahui dan dapat mengerjakannya.

Tak ada manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekuarangan, maka dari itu penyusun menantikan tegur sapa, saran dan kritik membangunnya dari pembaca budiman sekalian sehingga kami dapat berbuat lebih hati-hati dan melakukan perbaikan jikalau ada kekeliruan.

Garut, 30 Syawal 1426 H

Penyusun,


Dari Penyusun

Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta alam yang maha adil dan maha bijaksana yang telah menganugrahkan kewajiban shalat lima waktu bagi hamba-Nya dengan imbalan kesehatan, kenikmatan dan kebahagian baik di dunia terutama di akhirat, dengan shalat itu pula menjadikan pembatas antara keimanan dan kekafiran serta sebagai pengekang perbuatan keji dan munkar.

Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpah kepada jungjunan kita Nabi Muhammad SAW, yang memiliki segala kesempurnaan dan keistimewaan dengan mu'zijat terbesar sepanjang masa.

Keselamatan dan kesejahteraan itu pula mudah-mudahan dilimpahkan kepada keluarga dan para sahabatnya yang bertaqwa dan shaleh, yang menyampaikan kepada kita cara-cara Rasululloh SAW dalam beribadah, shalat, sabda-sabdanya dan perbuatannya, mereka itulah yang patut diikuti sebagai teladan bagi kita.

Saat ini dapat kita lihat bahwa di dalam Pelaksanan shalat mesti ada perbedaan dan atau ada yang masih diperdebatkan, dalam prakteknya ada yang lebih dan ada pula yang kurang jika dibandingkan dengan shalatnya Rosullulloh SAW, sebagaiman yang telah beliau isyaratkan di dalam sabdanya yang artinya sebagi berikut :

"Sesungguhnya hamba itu akan mengerjakan shalat, tetapi mereka tidak akan mendapatkan pahal kecuali sepersepuluh, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, sepertiganya, atau setengahnya".

Kita jangan berharap dapat mengerjakan shalat dengan sempurna atau mendekati sempurna, keculai jika mengetahui tata cara shalatnya Rosululloh SAW secara terperinci dan kewajiban-kewajiban, adab, gerakan-gerakan, do'a-do'a serta dzikir-dzikir yang terdapat di dalamnya, lalu kita bertekad untuk mengamalkannya. Maka ketika itu kita berharap agar shalat kita benar-benar dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar, serta insya Alloh akan mendapatkan ridho-Nya jika kita menyertakan ketulusan dan keikhlasa dalam setiap gerakan shalat.

Dan selanjutnya, sesungguhnya perkara yang paling penting bagi kaum muslimin adalah shalat, wajib bagi setiap muslim untuk memperhatikannya, selalu memelihara untuk mengerjakannya dan menegakan syi'ar-syi'arnya.

Di dalam shalat terdapaat perkara-perkara kompleks yang tiada jalan daripada itu untuk mendatangkannya dan terdapat perkara-perkara yang menjadi perselisihan para ulama' di dalam mewajibkannya. Jalan paling baik untuk mencegah hal tersebut ada dua yaitu :

1. Keluar dari arena perselisihan jika memungkinkan, maupun meninjau hadis shahih Nabi Muhammad SAW dan berpegang teguh padanya. Dan ingatlah pirman-Nya "tentang hal yang mereka perselisihkan itu dangan kehendak-Nya. Dan Alloh selalu memberi petunjuk orang yang dikendaki-Nya kepada jalan yang lurus" (Q.S. Al-Baqarah : 213).

2. Mengerjakan jalan utama bahkan wajib hukumnya yaitu sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW. "Kerjakanlah shalat sebagimana kamu melihat aku mengerjakan shalat"

Jangan heran kalau ternyata apa yang pembaca temukan dalam buku kutipan ini sedikit berbeda dengan shalat yang kita kerjakan selama ini, alasannya ialah karena penyusun menghindari bid'ah (tidak sesuai dengan tuntunan Rosull), sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap bid'ah di dalam ibadah itu adalah merupakan suatu kesesatan, dan setiap kesesatan itu diancam neraka.

Karena topik buku ini hanya merupakan keterangan mengenai petunjuk Rasululloh SAW dalam mengerjakan shalat, sudah barang tentu penyusun tidak terikat oleh salah satu madzhab tertentu, dan Insya Alloh isinya seuai dengan tuntunan Quran & Hadis shahih.

Perlu diketahui bahwa penyusunan buku ini meletakan methode "berpegang teguh pada sunnah yang shahih", disadari bahwa mungkin hal itu tidak akan disenangi oleh sebagian orang yang taqlid pada suatu madzhab, namun demikian tidak menjadi permasalahan bagi penyusun karena kita semua mengetahui, mengakui dan sepakat bahwa kedudukan Rosululloh SAW itu lebih tinggi dan jalannya lebih sempurna diatas pendapat dan patwa para ulama besar dan shalih. Jadi sekarang silahkan anda tentukan sendiri keterangan mana yang akan anda amalkan.

Mukodimah

Mari kita perhatikan firman Alloh dalam surat 29 ayat ke 45 berikut ini, yang artinya :

Bacalah kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar. Dan (ketahuilah) mengingat Alloh (dalam shalat) itu lebih

besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain).

Alloh mengetahui apa yang kamu kerjakan"

[QS> Al-Ankabut {29} : 45]

Kini muncul pertanyaan, benarkah shalat bisa mencegah sesorang dari perbuatan keji dan munkar ? lebih jauh lagi, benarkah shalat bisa mengubah mentalitas buruk sebuah masyarakat? ayat 45 pada surat 29 adalah jawabannya. Shalat mampu mencegah seorang muslim dari perbuatan keji dan munkar serta mampu mengubah mental sebuah masyarakat menjadi lebih baiki.

Namun, mengapa banyak orang islam yang rajin shalat tetapi jiwanya bermasalah : pemarah, perilakunya beringas, sering menyakiti, hati tak pernah tenang, dsb. Aneh kan bila saat ini banyak yang shalat, namun banyak pula kemaksiatan ! kalau begitu, pasti ada yang salah.

Sebenarnya masalah ini sudah sering dibahas. Tapi pembahasannya belumu sampai pada program menjadikan shalat sebagai sarana membangun karakter rabbani dan terapi mental.

Mengapa kita sulit khusyu'

Shalat tidak akan membawa perubahan berarti, bila kita tidak khusyu' saat menjalankannya. Masalahnya, mengapa shalat kita belum mencapai taraf khusyu' ? sebabnya, kita belum mengetahui dan merasakan manfaat dan tingginya nilai spiritual dalam shalat. Kita masih menganggap shalat sebagai beban, aktivitas menjemukan, dan tidak membuat hati menjadi tenang. Shalat pun dirasakan tidak memiliki gereget bagi perkembangan nuansa mental dan spiritual kita.

Inilah masalahnya. Sejak kecil kita tidak diajarkan bagaimana meraih khusyu, guru kita menetapkan khusyu' sebagai suatu yang tak mungkin dicapai. Kita hanya disuruh menghafal bacaan dan melakujkan gerakan tanpa ruh.

Tidak mudah mengubah doktrin yang sudah membudaya di masyarakat. Kita terlanjur menilai shalat sebagai perintah wajib yang tidak terelakan. Sehingga shalat tidak menjdai sebuah kebutuhan. Tidak mengerankan bila Rasululloh bersabda bahwa "banyak orang yang shalat namun tidak mendapatkan apa-apa selain capek dan lelah" [Abu Dawud]

Pentingnya sikap tuuma'ninah

Agar shalat bisa membawa perubahan dalam hidup, kuncinya adalah melakukan shalat seperi yang dicontokan Rosululloh SAW. Beliau menjalankan shalat dengan cara tuma'ninah; yaitu pelan-pelan, tenang, dan diiringi ketundukkan hati.

Dari mullai berwudhu, Rosululloh melakukkannya dengan tuma'ninah. Wudhu memiliki unsur hydroterapy atau terapi air. Bila dilakukan dengan tenang, teliti penuh penghayatan serta diiringi dzikir, wudlu dapat menjadin terapi yang menyejukan. Air menyejukakan dan membersihkan lahir, sedangkan dzikir membersihkan batin. Bila susunan ini terbawa hingga shalat, maka takbiratul ihram yang kita baca akan mengarah pada yang mahabesar. Jiwa pun akan bergetar, inilah kesadaran tertinggi dalam shalat (mi'rajul mu'minin)

Saat kita berdiri membaca Al-Fatihah dan surat. Atau saat kita I'tidal dan membaca sami'allaahu liman hamidah… Alloh yang maha mendengar, segala puji bagi Alloh. Lakukan semua itu dengan tuma'ninah dan penuhn penghayatan. Insya Alloh hati kita akan tenang dan bersih dari penyakit-penyakit hati.

Kondisi rileks atau tu'maninah dalam shalat termasuk kondisi yang sangat ideal. Tubuh kita pun akan beristriahat. Dalam kondisi seperti ini kita bisa mempertemukan tubuh dengan getaran hati yang diterangi cahaya Ilahi. disini shalat berfungsi pula sebagai sarana mengistirahatkan jiwa dan tubuh. Rosululloh SAW bersabda, "wahai bilal, jadikanlah shalat sebagai istirahatmu".

Ketika sujud, jantung kita berada dalam posisi diatas kepala. Saat itu jantung kita bergerak, mendorong atau memompa darah dengan bantuan gravitasi bumi hingga sampai ke orak. Dalam kondisi tersebut kita akan terhindar dari lemas. Badan akan terasa segar, sebab otak terisi oksigen dan darah mengalir secara merata.

Materi Pokok

Shalat adalah pembuka ketenangan hati penolong dan banyak orang yang belum mampu merasakan manfaatnya. Ini terjai bukan karena slah shalatnya, sebab shalat merupakan aturan Alloh yang tidak mungkin salah. Maka, yang kita harus evaluasi adalah manusia yang menjalankannya.

Langkah awal agar kita lebih percaya diri melaksanakan shalat adalah memastikan bahwa tatacara shalat yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan Rasululloh SAW.

Mari kita pelajari bagaimana tata cara shalat Rosululloh SAW. Dan berikut gambarannya.

Pertama : Mengangkat kedua tangan. Ketentuannya :

1. Bersamaan dengan ucapan takbir

[HR. Bukhori dan Nasai]

2. Terkadang sesudah ucapan takbir

[HR. Bukhori dan Nasai]

3. Terkadang pula sebelum ucapan takbir

[HR. Bukhori dan Abu Dawud]

4. mengangkat kedua tangannya dengan membuka jari-jari lurus ke atas (tidak merenggangkannya dan tidak menggemgamnya)

[HR. Abu Dawud dan Hakim]

5. Mengangkat sejajar bahu

[HR. Bukhori dan Nasai]

6. Terkadang sejajar daun telinga

[HR. Bukhori dan Nasai]

7. lalu menurunkan dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya (bersedekap)

[HR. Muslim dan Abu Dawud]

8. meletakan tangan kanan pada punggung telapak kirinya, pergelangan, dan tangan kirinya.

[HR. Abu Dawud dan Nasa'i] [HR Nasa'I dan Daruquthni]

9. Terkadang beliau menggemgam jari-jari tangan kanannya pada lengan kirinya.

[HR. Nasa'i]

Kedua : Membaca do'a iftitah yang dibaca Rasululloh SAW. Bermacam-bermacam kita bisa memilih salah satunya.

1. Allhumma baa'id bainii wabaina khatayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghribi. Allohumma naqqinii min khathayaaya kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanas. Allohummaghsilnii min khathayaaya bil maa'i watsalji wal bard.

[HR. Bukhori Muslim]

Artinya "Ya Alloh, jauhkanlah dariku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana engkau telah jauhkan timur dan barat. Ya Alloh, bersihkanlah aku dari keslahan-kesalahanku seperti kain putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Alloh, cucilah diriku dari kesalahan-kesalahanku dengan air dan es dan juga embun".

2. Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamaawaati wal ardha haniifammuslimaw wamaa annal minal musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahuu wabidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimin. Allohumma antal maliku laailaaha illaa anta. Anta rabbii wa ana a'bduka. Zhallamtu nafsii wa'taraftu bidzanbii faghfirlii dzanbii jamii'aa, innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta. Wahdinii liahsanil akhlaaqi. Laayahdii liahsanihaa illaa yashrifu 'annii sayyiahaa illaa anta. Labbaika was'daika wlkhairu kuluhuu fii yadaika, wasysyarru laisa ilaika. Wa anna bika wa ilaika, tabaarakta wata'aalaita, astaghfiruka wa atuubu ilaika.

Artinya : aku hadapkan wajahku kepada tuhan pencipta seluruh langit dan bumi dengan penuh kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata untuk Alloh. Tuhan alam semesta, tiada sesuatu pun yang menyekutui-nya. Demikianlah aku diperintahkan, dan aku temasuk orang yang pertama-tama menjdai muslim. Ya Alloh, Engkaulah tuhanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah berbuat aniyaya terhadap diriku dan mengakui kesalahanku, maka ampunilah dosaku semuanya dan tiadalah yang dapat mengampuni dosa itu kecuali Engkau.

Dan jauhkanlah aku dari akhlak jelek. Tiada ada yang dapat menjauhkan aku dari akhlak jelek itu selain Engkau. Aku penuhi panggilanmu ya Alloh dan aku patuhi perintah-Mu. Dan kebaikan itu selluruhnya berada dalam tangan-Mu, sedang kejahatan itu tidak dapat dipakai untuk menghampirkan diri kepada-Mu. Aku ini hanya dapat hidup dengan-Mu dan akan kembali pada-Mu. Mahabenar engkau dan mahatinggi, aku mohon keampunan dan bertobat kepada-Mu.

[HR. Ahmad, Muslim, turmudzi, Abu Dawud]

3. Subhanaka Allahumma wabihamdika, watabaarakasmuka wata'aalaa jadduka walaa ilaaha ghairuka

[HR. Muslim]

Ketiga : Membaca surat Al-Fatihah.

Rosululloh SAW. Bersabda "tidak sah shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah [HR. Muslim]

Sebelum membaca Al-Fatihah, kita dianjurkan untuk membacca ta'awudz. Dalam QS. An-Nahl (16) ayat 98 difirmankan, apabila (akan) membaca Al-Quran, hendaklah engkau berlindung kepada Alloh dari (gangguan) setan yang terkutuk.

Setelah ta'awudz, Rosululloh SAW, membca basmalah. Bacaan kadang dikeraskan; terkadang pula dipelankan.

Setelah selesai membaca Al-Fatihah (dalam shalat), beliau mengucapkan aamiin dengan suara keras dan panjang

[HR. Bukhori dan Abu Dawud]

lalu membaca surat atau ayat-ayat Al-Quran. Rasululloh membaca pada rakaat pertama dan kedua. Pada rakaat ketiga dan keempat, beliau hanya membaca Al-Fatihah saja.

[HR. Bukhor]

Keempat : Ruku'

Apabila hendak ruku, beliau mengangkat kedua tangannya hingga bertepatan dengan dua bahunya dan berkata : Allohu akbar.

Lalu belau ruku' dengan lurus, tidak terlalu menundukan kepala tidak pula meninggikannya. Beliau menaruh dua tangannya di atas dua lututnya. Beliau menekankan tangan pada lututnya (seolah menggengam lututnya).

[HR. Bukhori dan Abu Dawud]

Beliaupun merenggangkan jari-jarinya

[HR. Muslim]

saat ruku membaca :

· subhaana rabbiyal 'adhiim 3x

artinya : maha suci engkau yang maha agung. 3x

[HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Najah]; atau

· subhaanaka Allohumma wabihamdika Allohummaghfirlii

artinya : maha suci engkau wahai tuhan, segala fuji bagimu; wahai tuhan ampunilah aku.

[HR. Bukhori Muslim]

Kelima : I'tidal.

Setelah ruku, Rosululloh SAW. mengucapkan :

· sami'Allahu liman hamidah

artinya : Alloh mendengar orang yang memujinya.

[HR. Bukhori Muslim]

sewaktu berdirin terkadang beliau mengucapkan :

· Rabbanaa walakal hamdu

artinya : wahai tuhanku, kepunyaan-Mulah sekalian pujian.

[HR. Bukhori Muslim]

Atau mengucapkan :

· Rabbanaa walakal hamdu mil assamaawaati wamil 'ul ardhi wa mil a maa syi'ta min syaiin ba'du

Artinya : wahai tuhanku, kepunyaan-Mulah sekalian pujian sepenuh langit dan sepenuh bumi dan apa-apa yang engkau kehendaki sesudah itu. [HR. Bukhori Muslim]

Rosululloh SAW lalu bertakbir dan turun untuk sujud.

Keenam : sujud

Apabila sujud, Rosululloh SAW menaruh dua lututnya lebih dahulu sebelum dua tangannya, kemudian menegakan hidung dan dahinya ke bumi dan merenggangkan dua tangannya dari dua rusuknya dan menyimpan dua telapak tangannya bertepepatan dengan dua bahu.

Beliau terkadang meletakkan tangannya sejajar dengan daun telinga.

Beliau juga menekankan kedua lututnya dan bagian depan telapak kaki ke tanah, serta menghadapkan (punggung kedua kakinya) dan ujung jari-jari kaki kekiblat, merapatkan tumitnya dan menegakkan telapak kakinya.

Belliau mengangkat kedua lengannya dari tanah dan menjauhkannya dari lambungnya samapi warna putih ketiak beliau terlihat orang di belakangnya.

Dalam sujud ada beberapa dzikir dan do'a yang dibaca oleh Rosululloh SAW. Beliau terkadang membaca

· Subhaana rabbiyal a'laa 3x

Artinya :

· Subhaanaka Allohumma rabanaa wabihamdika Allohummaghfirlii

Artinya : Maha suci engkau ya tuhan kammi dan dengan memuji-Mu. Wahai tuhan berilah aku ampunan.

Ketujuh : duduk diantara dua sujud

Apabila beliau bangkit berdiri, beliau angkat dua tangannya sebelum dua lututnya seraya mengucapkan takbir. Beliau duduk diatas betis kiri dan kaki kanannya ditegakkan dan menghapkan jari-jarin kaki kanannya ke arah kiblat.

Lalu beliau membaca :

· Allohummagh firlii, warhamni, wajburnii, warfa'nii, wahdinii wa 'aafinii warzuqnii.

Artinya, ya Alloh, ampunilah aku, kasihanilah aku, lindungi aku, angkatlah derajatku, berilah aku petunjuk, jadikanlah aku sehat dan berilah aku rejeki.

[HR. Abu Dawud dan Tirmidzi]

· Rabbigh firlii

Artinya, wahai tuhan ampunilah aku, ampunilah aku, ampunilah aku.

[HR. Ibnu Majah]

Kedelapan, : tasyahud

Apabila duduk di rakaat kedua (untuk tasyahud awal), didukinya kakinya yang kiri dan ditegakan kaki yang kanan.

Apabia beliau duduk dik rakaat akhir (untuk tasuahud akhir) kaki yang kiri dimajukan dan yang kanan di tegakkan, serta beliau duduk di atas pinggulnya.

Bacaan tasyahud awal dan akhir :

· Attahiyaatuillaahi washshalaatu waththaayyibaatus salaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. Assallaamu'alainaa wa 'alaa 'ibaadilaahish shaalihiin. Asyhadhuu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhuu warasuuluhu.

Artinya, segala persembahan bagi Alloh begitupun kebaktian dan segala yang baik semmoga selamat sejahtera melimpat atasmu wahai nabi dan rahmat Alloh dan berkahnya mudah-mudahan keselamatan terlimpah pula atas kammi dan atas hamba-hamba Alloh yang berbakti. Aku bersaksi bahwa tiada ada tuhan melainkan Alloh yang berbakti. Aku bersaksi bahwa tiada ada tuhan melainkan Alloh dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

[HR. Bukhari Muslim]

· Attahiyyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatu lillaahis salaamu 'alaika ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh. Assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhuu wa rasuuluhu.

Artinya, segala persembahan yang berkah, kebakitan yang baik adalah bagi Alloh serta karunianya, semoga keselamatan hamba Alloh yang berbakti. Aku bersaksi bahwa nabi muhammad hamba dan utusan-Nya.

[HR. Muslim]

ibnu Az-zubair berkata, "Rasululloh SAW. Appabbila duduk berdoa (tahiyat), leletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya dan tangan kirinya di atas paha kirinya, dan beliau berisyarat dengan telunjuknya.

[HR. Muslim]

Kemudian beliau membaca shalawat :

Allohumma shalli 'alaa muhammad wa'alaa aali muhammad kama shallaita 'alaa aali ibrahiim wa baarik 'alaa muhammadi wa 'alaa aali muhammadin kamaa baarakta 'alaa ibrahiim fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya, wahai tuhanku, berilah rahmat atas nabi muhammad dan atas keluarga nabi ibrahim; dan berilah karunia atas nabi Muhammad dan atas keluarganya sebagaimana engkau telah memberi karunia atas nabi ibrahim di antara mahluk-mahluk; sesungguhnya engkau yang amat terpuji yang amat mulia

[HR. Ahmad]

Do'a setelah tasyahud

Allahumma inni a'uudzubika min 'adzaabi jahanama wamin 'adzabil qabri wamin fitnatil mahyaawal mamaati wamin syarri fitnaatil masiihid dajjaal.

Artinya, ya alloh aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahanam dan siksa kubur serta dari bencana kehidupan dan kematian dan dari bencana dajjal penipu.

[HR. Muslim]

Kesembilan : salam

Rasululloh SAW. Mengucapkan salam dengan berpaling ke kanan seraya mengucapkan, Assalaamua'laikum warahmatullaah, sehingga terlihat pip kanannya yang putih, dan berpaling ke kiri seraya mengucap kalimat Assalaamua'laikum warahmatullaah, sehingga terlihat pip kanannya yang putih.

Wallahu a'lam bish-shawab.***

Shalat sunat untuk sehari-hari

Jenis Shalat

Wakru shalat

Hadits

Keutamaan

2 Rakaat

Setiap Selesai Wudhu

Bukhori/Nawafi 34

Wajib masuk ke dalam surga

4 Rokaat

Sebelum dan Sesudah Dzuhur

Abu Daud/Nawafi 28

Diharomkan Masuk Neraka

4 Rokaat

Sebelum Shalat Ashar

Abu Daud/Nawafi 29

Mendapat Rahmat Allah

2 Rakaat

Sebelum Shalat Maghrib

Abu Daud/Nawafi 29

Menetapi Sunah Nabi

6 Rokaat

Sesudah Shalat Maghrib

Tirmidhi

Seperti Ibadah 12 Tahun

20 Rokaat

Sesudah Shalat Maghrib

Tirmidhi

Di bangunkan rumah di surga

2 Rokaat

Sesudah Shalat Isya

Tirmidhi/Nawafi 31

Menetapi Sunah Nabi

2 Rokaat

Sebelum Shalat Subuh

Nawafil 31

- Sunah nabi yang paling di jaga

- Pahalanya lebih pol dan dunia seisinya

12 Rokaat

Setiap Hari Waktu Dhuha

Muslim/Tirmidhi/Nawafil 19/26

Di bangunkan rumah/panggung emas di dalam syurga

4 Rokaat

Setiap hari waktu dhuha

Abu Dawud/Nawafil 21

Membandingi pahala sodaqoh bahkan haji

2 Rokaat

Diantara adzan dan qomat

Abu dawud/Nawafil 30

Menetapi sunah nabi

8 Rokaat (Tarawih)

Malamnya bulan ramadhan

Bukhori II hal 252-253

Pol pahalanya, semuanya di

lipat gandakan oleh allah

Shalat Witir (1,3,5,7,9) rokaat

Setiap malam, boleh di awal, tengah/akhir malam

Abu dawud/Nawafil 12

Sunah nabi yang selalu di jaga

Shalat istikhoroh (2 rokaat)

Boleh siang boleh malam asal tidak waktu di larang

Bukhori/Tirmidhi/Nawafil 32/39

Allah akan memberi qodar yang terbaik diantara pilihannya

Shalat Hajat (2 rokaat)

Boleh siang boleh malam asal tidak waktu di larang

Tirmidhi/Nawafil 37

Allah akan segera mengabulkan hajatnya

Shalat Tasbih (4 Rakaat )

Boleh siang boleh malam asal tidak pada waktu dilarang

Abu Dawud 1/Nawawi

Diampuni semua dosanya oleh Alloh

Shalat Hifdhi (4 rokaat)

Khusus hanya di malam jum’at

Tirmidhi/Nawafil 46

Allah akan memberi kecerdasan